Selasa, 28 Mei 2013

RESUME APJK -"BRIDGE"

0 komentar
Bridge - Concept

  • Menggabungkan 2 atau lebih interface yang bertipe ethernet, atau sejenisnya, seolah-olah berada dalam 1 segmen network yang sama.
  • Proses penggabungan ini terjadi pada layer data link. 
  • Mengaktifkan bridge pada 2 buah interface akan menonaktifkan fungsi routing di antara kedua interface tersebut.
  • Mengemulasi mode switch secara software pada dua atau lebih interface.

System Bridge - Example
  • Memanfaatkan port-port pada Routerboard untuk menghubungkan Perangkat-perangkat jaringan supaya berada dalam satu subnet / bridge network yang sama layaknya seperti Switch.



System Bridge
  • Konsekuensi penggunaan Sistem Bridge
  • Sulit untuk mengatur trafik broadcast (misalnya akibat virus, dll)
  • Permasalahan pada satu segment akan membuat masalah di semua segment pada bridge yang sama
  • Sulit untuk membuat fail over system
  • Sulit untuk melihat kualitas link pada tiap segment
  • Beban trafik pada setiap perangkat yang dilalui akan berat, karena terjadi akumulasi traffic

Interface for Bridge Port
  • Berikut ini jenis-jenis interface yang dapat dijadikan Bridge Port :
  •  Ethernet
  •  VLAN
    • Merupakan bagian dari ethernet atau wireless interface
    • Jangan melakukan bridge sebuah VLAN dengan interface induknya 
  • Wireless AP, WDS, dan Station-pseudobridge
    • Note: station-pseudobridge tidak bisa di-bonding
  • EoIP (Ethernet over IP)
    • Lebih detail pada slide lain
  •  PPTP
    • Selama bridge dilakukan baik di sisi server maupun client
Bridge
  • Kita tidak harus memasang IP Address pada sebuah bridge interface
  • Jika kita menonaktifkan bridge, pada IP Address yang terpasang pada bridge akan menjadi invalid
  • Kita tidak bisa membuat bridge dengan interface yang bukan bertipe ethernet seperti synchronous (serial), IPIP, PPPoE, dll.
  • Namun, bisa kita lakukan bridge pada interface tersebut dengan membuat EoIP Tunnel terlebih dahulu.
  • EoIP Tunnel dijelaskan lebih detail di bagian yang lain.




Ethernet over IP (EoIP)
  • Adalah protocol pada Mikrotik RouterOS yang membangun sebuah Network Tunnel antar mikrotik router di atas sebuah koneksi TCP/IP.
  • Interface EoIP dianggap sebagai sebuah Interface Ethernet 
  • Jika Bridge mode diberlakukan pada EoIP tunnel maka semua protocol yang berbasis ethernet akan dapat berjalan di Bridge tersebut (Dianggap seperti hardware interface ethernet yang di bridge).
  • Hanya dapat dibuat di Mikrotik RouterOS 
  •  Menggunakan Protocol GRE (RFC1701) 


Jumat, 24 Mei 2013

Konfigurasi Routing OSPF Pada Jaringan 4 Lantai - WDS

0 komentar
A. Konsep Perancangan

Perancangan jaringan menggunakan teknik bridge dengan topologi star untuk antar lantai dan dalam lantai. Terdiri dari Router  utama, router lantai 1, router lantai 2, router lantai 3, router lantai 4. Antara router semuanya saling terhubung seperti gambar dibawah ini: (Via Wireless).

B. Topologi Jaringan  



C. Konfigurasi Jaringan
1. Konfigurasi Pada Wireless Master (AP Bridge)
1.   Open Winbox Sebagai Tool Buat Console Mikrotic Searching Mac AP Dengan Winbox & Click Connect

2.   Tentukan MAC AP yang akan di console Login : admin Password : (default blank passwd)
3.   Enable Wlan seperti tertera petunjuk pada gambar AP-3

4.      Enable Bridge Dan Create Bridge1

5. Masukkan ether1 & wlan1 ke dalam interface bridge


 6. Masukan IP address pada Interface Ether1

7. Setting Wlan1 Sebagai Ap Bridge

8. Setting SSID AP dengan Band 2.4Ghz

9. Setting WDS AP & Enable WDS bridge

2. Konfigurasi pada Wireless Station (Client)
Konfigurasi pada wireless station, konfigurasi ini di lakukan pada router lainnya selain Router Yang bertindak sebagai AP Master (Router Pada Lantai 3). Hampir sama dengan langkah-langkah di atas, kecuali pada langkah memasukkan IP Address dan konfigurasi wirelessnya. Pada konfigurasi station, mode yang digunakan adalah station-wds Langkah-langkah awalnya sama seperti gambar pada langkah nomor 01 s/d 06.

1. Masukan IP address pada Interface Ether1

2. Setting Wlan1 Sebagai Station wds & SSID ROUTELINK

3. Setting WDS Client & Enable WDS bridge

4. Cek Status Connected




Pengecekan link
Jika link wireless yang kita buat sudah bekerja dengan baik, maka pada menu wireless, akan muncul status R. Selain itu, mac-address dari wireless yang terkoneksi juga bisa dilihat pada jendela registration.

Konfigurasi keamanan jaringan wireless
Pada Mikrotik, cara paling mudah untuk menjaga keamanan jaringan adalah dengan mendaftarkan mac-address wireless pasangan pada access list. Hal ini harus dilakukan pada sisi access point maupun pada sisi client. Jika penginputan access-list telah dilakukan, maka matikanlah fitur default authenticated pada wireless, maka wireless lain yang mac addressnya tidak terdaftar tidak akan bisa terkoneksi ke jaringan kita.

1. Memasukan Access List Mac Wireless Client Pada Access Point

2. Mematikan Feature Default Authenticate & Default Forwarding


Untuk konfigurasi OSPF. Maka,pada masing-masing router buka teminal mikrotik dan ketikkan perintah berikut. konfigurasi ini akan memungkinkan tiap-tiap router dapat terkoneksi ke router dan client yang berada pada jaringan yang berbeda pada masing-masing lantai gedungnya.

Router 1 :

> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.0/30 area=area1
> routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1


Router 2 :

> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.4/30 area=area1
> routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1





Router 3 :
> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.8/30 area=area1
>routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1



Router 4 : 
> "routing ospf add name=area1 area-id=0.0.0.1
> routing ospf add network 192.168.0.12/30 area=area1
>routing ospf instance set 0 redistribute-connected=as-type-1





Minggu, 19 Mei 2013

RESUME APJK -"Basic Configuration, DHCP & Proxy"

0 komentar


DNS – Domain Name System 

  • Adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi Nama Host maupun Nama Domain dalam bentuk Data Base (distributed database) di dalam jaringan komputer.  
  • DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host / server di dalam domain yang hal ini cukup penting untuk jaringan Internet,  
  • Bilamana perangkat keras komputer dan jaringan bekerja  dengan alamat IP untuk pengalamatan dan penjaluran (routing).  
DNS Static & DNS Cache 
  • Fungsi DNS Static di mikrotik biasanya digunakan oleh router mikrotik pada saat aplikasi web-proxy danjuga di hotspot dijalankan. 
  • Fungsi DNS Cache akan aktif bila konfigurasi “Allow Remote Requests” diaktifkan. 
  •  DNS Cache akan menyimpan request DNS dari clienke dalam database internal mikrotik. Dengan adanya DNS Cache ini maka dapat meminimalkan waktu resolve nama domain ketika ada request DNS yang sama dari client. 
DNS Static & DNS Cache 
  • DNS Cache juga dapat berfungsi sebagai DNS Server sederhana. 
  • Untuk setiap setting Static DNS, router akan menambahkan parameter “A” dan “PTR” secara otomatis. 
    • “A” – Memetakan Alamat Domain ke Alamat IP 
    •  “PTR” – Untuk memetakan Reverse DNS 
  • Static DNS akan meng-override dynamic entry yang ada di DNS cache. 
  • Untuk mempercepat proses trace route di OS Windows, kita bisa menambahkan static DNS untuk IP lokal kita.

   DHCP 
  • Dynamic Host Configuration Protocol digunakan untuk secara dinamik mendistribusikan konfigurasi jaringan, seperti: 
    • IP Address dan netmask 
    •  IP Address default gateway 
    •  Konfigurasi DNS dan NTP Server 
    •  Dan masih banyak lagi custom option (tergantung apakah DHCP client bisa support DHCP option tersebut) 
  • DHCP dianggap tidak terlalu aman dan hanya digunakan pada jaringan yang dipercaya. 

Identifikasi DHCP Client 
  •  DHCP Server dapat membedakan client berdasarkan proses identifikasi. 
  • Identifikasi dilakukan berdasarkan: 
    • “caller-id” option  (dhcp-client-identifier pada RFC2132) 
    •  Mac-Address, apabila “caller-id” tidak ada 
  •  “hostname” memungkinkan client DHCP yang menggunakan RouterOS mengirimkan tambahaninformasi identifikasi ke server, secara bawaan menggunakan “system identity”. 

DHCP Server 
  • Hanya boleh ada satu DHCP server per kombinasi interface/relay pada router. 
  • Untuk membuat DHCP Server, kita harus memiliki : 
    •  IP Address pada interface fisik DHCP 
    •  Address pool untuk client 
    • Informasi jaringan lainnya 
  •  Ketiga informasi di atas harus sesuai satu sama lain. 
  • “Lease on disk” adalah opsi untuk menuliskan data Lease DHCP ke harddisk. 

DHCP Relay 

  • DHCP Relay bekerja seperti halnya Web-Proxy, dapat menerima DHCP discovery dan request, dan meneruskannya ke DHCP server 
  • Hanya bisa ada 1 DHCP relay antara DHCP server dan DHCP client 
  •  Komunikasi DHCP server ke DHCP relay tidak membutuhkan IP Address 
  •  Konfigurasi “local address” pada DHCP relay harus sama dengan “relay address” pada DHCP server. 

RESUME APJK - "Load Balanced "

0 komentar
Load Balanced
    Konsep Dasar 

  • Load Balanced 
    • Membagi trafik ke dua atau lebih jalur sehingga setiap jalur bisa digunakan secara optimal 
  • Fail Over 
    • Sistem proteksi untuk menjaga apabila link utama terganggu, secara otomatis akan memfungsikan jalur cadangan 


     Konsep Load Balanced 

  • Pembagian trafik dilakukan berdasarkan probabilitas 
  • Kita harus mengetahui kapasitas masing-masing link dan membagi trafik ke setiap interface sesuai dengan proporsinya 
  • Misalnya kita memiliki 2 buah gateway, A dengan kapasitas 1 mbps, dan B dengan kapasitas 2 mbps, maka kita akan membagi trafik menjadi 3 = 2:1 = 1 ke A dan 2 ke B 


    Penggunaan Fitur 

  • Untuk bisa melakukan load balance dengan baik, kuasailah fitur-fitur berikut ini: 
    • Static route dan policy route 
    • Firewall Mangle 
    • Firewall src-nat 
  • Untuk yang lebih advanced, perlu juga menggunakan : OSPF dan BGP 

     Kunci Load Balanced 
  • Pada jaringan yang sederhana, kita hanya bisa mengatur jalur uplink. Kita bisa mengatur koneksi mana yang lewat ke jalur yang mana, tetapi kita tidak bisa mengatur lewat mana jalur yang digunakan untuk downlink, karena hal tersebut bergantung pada routing internet secara keseluruhan. 
  • Untuk “mengatur” jalur downlink, kuncinya pada penggunaan src-nat pada tiap gateway, pada saat request dikirimkan ke internet.  
  • Data yang di NAT dengan IP yang ada pada gateway A, akan kembali melalui gateway A. 
  • Jika kita hanya menggunakan masquerade untuk tiap interface gateway, maka data akan kembali pada interface yang sama dengan interface uplink. 





RESUME APJK - "Pengenalan MPLS "

0 komentar

Pengenalan MPLS

     Konsep Switching 

  • Adalah metode komunikasi jaringan yang melakukan pengiriman data dalam kelompok-kelompok dalam ukuran tertentu 
  • Setiap kelompok ditransmisikan tidak terkait dengan kelompok lainnya 
  • Jaringan memiliki kemampuan untuk mengalokasikan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan utilisasi dan kualitas transmisi. 


    Multi Protocol Label Switching 

  •  Adalah metode transmisi paket data yang berdasarkan label yang melekat pada paket dan “label forwarding table” dengan beban yang minimal. 
  • MPLS tidak memerlukan packet header dan routing table
    MPLS Header 
  • Dikenal juga sebagai layer 2,5 (karena terletak antara OSI layer 2 dan layer 3) 
  •  Header dapat mengandung satu atau beberapa shims yang masing2 berukuran 32bit: Label (20bits), EXP (3bits) class of services, End of stack flag (1bit), TTL (8bits)


     MPLS LDP 

  • Label dibuat dan didistribusikan oleh Label Distribution Protocol (LDP) 
  • Syarat LDP: 
    • Konektifitas IP, semua host harus terkoneksi dengan baik (static, OSPF, RIP) 
    • Loopback address tidak boleh dipasang pada interface fisik 
    • Semua perangkat yang dilalui harus mendukung protokol MPLS 
    Cara Kerja MPLS 
      Konfigurasi Awal 
  • MPLS membutuhkan IP loopback sebagai identitas router dan alamat transport. 
  • Lakukanlah OSPF sehingga semua IP Address loopback dapat terjangkau






     Pengembangan 
  •  MPLS / VPLS dapat juga diintegrasikan dengan iBGP (l2VPN) untuk membuat VPLS tunnel secara dynamic. 
  • VPLS tunnel bisa bekerja baik untuk routing maupun untuk bridge. 
  • Bridge horizon bisa digunakan sebagai alternatif RSTP untuk menghindari bridge loop 
  • Untuk fungsi yang lebih advanced, bisa dilakukan traffic engineering. 
    MPLS vs EoIP 
  • Hampir 2 kali lebih cepat dari IP forwarding 
  • Sama cepat dengan bridge 
  • 60% lebih cepat dari EoIP yang melalui network routing 


RESUME APJK - "Pengenalan MPLS "

0 komentar

Sabtu, 18 Mei 2013

RESUME APJK - "Border Gateway Protocol (BGP) "

0 komentar

Border Gateway  Protocol (BGP)


  • BGP adalah protokol routing utama (satusatunya) yang saat ini digunakan untuk menjalankan Internet. 
  • Dengan BGP memungkinkan internet diselenggarakan secara desentralisasi, sehingga tidak tergantung hanya pada satnode saja. 
  • BGP hanya mempertukarkan informasi routing, tidak menunjukkan network topology.
  • BGP adalah Protokol Routing yang digunakan untuk bertukar informasi routing antar network yang besar (AS). 
  • Pemilihan routing berdasarkan prefix yang paling spesifik dan juga jarak terpendek (AS path). 
  •  Mensupport CIDR (Classless InterDomain Routing) Routing yang tidak membedakan kelas. RouterOS mensupport BGPv4 RFC1771.  
  •  Menggunakan protocol TCP port 179. 
  •  Menggunakan sistem “path vector protocol” untuk menghitung “jarak/metric” dan menghindari loop. 
  • Incremental updates, jika terjadi perubahan routing, yang dikirimkan hanyalah updatenya saja, bukan keseluruhan informasi routing. 

Kebutuhan BGP
  • Kita butuh menggunakan BGP bila: 
    • Network dual/multihomed (terkoneksi ke satu atau beberapa AS). 
    • Memiliki alokasi IP Address Public sendiri yang akan diadvertised ke Internet. 

     External BGP 

  • Peer dilakukan oleh dua buah router yang berbeda AS.  
  • AS number akan ditambahkan ke AS path dari routing yang diadvertise. 
  • By default, next hop akan menggunakan “self” 
     Internal BGP 
  • Sesama peer tidak harus terkoneksi secara langsung (multi hop). 
  •  iBGP speaker (router yang saling melakukan peering) harus terhubung secara mesh (terhubung ke lebih dari satu node) dengan penuh. 
  • Peer dilakukan dengan loopback address 
  •  Jika tidak dapat terhubung dengan full mesh, bisa menggunakan route-reflect=yes 

RESUME APJK - "OSPF"

0 komentar
OSPF ( Open Shortest Path First  )


Apa Sebenarnya OSPF?

OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.

Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.

OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan.

Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja layaknya prinsip kerja seperti demikian.

Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

Bagaimana OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain?

Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.

Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol.

Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.

Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.


OSPF Bekerja pada Media Apa Saja?

Seperti telah dijelaskan di atas, OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:

  • Broadcast Multiaccess
  • Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR? akan dibahas berikutnya :D.
  • Point-to-Point
  • Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
  • Point-to-Multipoint
  • Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.
  • Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak meneruskan broadcast.
  • Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
  • Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.
  • OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan.
  • Dalam media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-Point


Proses OSPF Terjadi

1.     Membentuk Adjacency Router 
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet.

Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari Router A.

Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.

2.     Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.

Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.

  3. Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antar router-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?

Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman. Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router neighbour.
.
Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus:

Cost of the link = 108 /Bandwidth
Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.

5.     Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.

Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut. Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula.