Rabu, 07 Desember 2011

JARINGAN KOMPUTER dan KOMUNIKASI DATA

0 komentar

STATIC ROUNTING

Suatu static route adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabe; routing) dengan konfigurasi manual. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya. 
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Static route terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Router tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang administrator harus meng-update route static ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena itu routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan yang berskala kecil

Tabel Routing
Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dari IP Address. Berikut adalah field dari tabel routing IPv4.
1.    Destination
Dapat berupa alamat IPv4 atau prefix alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam display perintah route print.
2.    Network Mask
Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 dari nilai paket yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask.
3.    Next-Hop
Alamat IPv4 yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.
4.    Interface
Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.
5.    Metric
Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilih. Metric dapat menunjuk pada banyak links di jalan ke tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link.
Berikut ini adalah contoh dari tabel routing (untuk Ipv4).
 Gambar 1. Tabel Routing di Windows NT




Penjelasan dari tabel routing di atas adalah sebagai berikut.
a.    127.0.0.0 Jaringan Loopback. Tiap datagram yang dikirim ke 127.0.0.0 akan dirutekan ke 127.0.0.1 dan refleksikan balik.
b.    192.168.1.0 alamat jaringan I. Datagram yang ditujukan ke jaringan ini akan dirutekan melalui adapter 192.168.1.1.
c.    192.168.1.1 Adapter Network (NIC 1) pada router. Perhatikan datagram yang dikirimkan ke alamat ini akan dirutekan kembali ke Loopback.
d.    192.168.1.255 Alamat Broadcast untuk jaringan 192.168.1.1. Broadcast akan dirutekan ke jaringan melalui adapter 192.168.1.1.
e.    192.168.2.0 Alamat jaringan II. Datagram yang ditujukan ke jaringan ini akan dirutekan melalui adapter 192.168.2.1.
f.     192.168.2.1 Adapter Network (NIC 2) pada router. Perhatikan datagram yang dikirimkan ke alamat ini akan dirutekan kembali ke Loopback.
g.    192.168.2.255 Alamat Broadcast untuk jaringan 192.168.2.1. Broadcast akan dirutekan ke jaringan melalui adapter 192.168.2.1.
h.    224.0.0.0 Alamat multicast yang digunakan secara internal oleh WindowsNT.
i.      255.255.255.255 Alamat Broadcast Local (router tidak meneruskan broadcast ke jaringan lain).

Kondisi tabel routing seperti gambar di atas sudah bisa meneruskan paket-paket data antar segmen jaringan I ke jaringan II. Pada kasus jaringan yang lebih kompleks, entri tabel routing default belum tentu cukup untuk melakukan perutean antara segmen-segmen jaringan yang ada, sehingga entri tabel routing perlu disempurnakan. Dengan static route, hal itu bisa dilakukan dengan penambahan entri tabel routing pada router-router yang membutuhkannya yang berada pada tiap-tiap segmen jaringan. 

Cara Kerja Routing Static
Cara kerja static routing dapat dibagi menjadi 3 bagian:
1.    Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
2.    Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
3.    Routing static digunakan untuk melewatkan paket data 

Membuat Tabel Routing Static
Berikut adalah contoh perintah route pada Windows NT.
Route [command] [Destination] mask [netmask] [gateway]
Route menerima empat opsi:
1.    add menambahkan route ke tabel
2.    delete menghapus route dari tabel
3.    change mengubah routing pada entri tabel
4.    print mencetak tabel routing
destination adalah parameter pilihan yang menyebutkan alamat jaringan tujuan yang akan disebutkan pada entri tabel routing.
mask adalah netmask dari destination.
gateway adalah parameter pilihan yang menentukan alamat IP dari gateway yang akan digunakan saat melakukan routing datagram ke tujuan.
 
Contoh topologi LAN yang akan ditambahkan static route-nya.

Pada topologi jaringan di atas, entri tabel routing pada router0 dan router1 harus ditambah dengan static route agar host pada segmen 0 dapat berkomunikasi dengan host segmen 1.
Pada router0, tambahkan static route:
C:> route add 192.168.2.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.1
C:> route add 192.168.3.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.2
Pada router1, tambahkan static route:
C:> route add 192.168.2.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.2
C:> route add 192.168.1.0 mask 255.255.255.0 192.168.2.1
 Gambar 2. Route print
Maka, akan didapat route print seperti gambar di atas jika melakukan perintah route print pada cmd.

Keuntungan Static
Route
a.    Static route lebih aman dibanding dynamic route
b.    Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic.
Kerugian
a.    Administrasinya adalah cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual
b.    Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual

Selasa, 06 Desember 2011

JARINGAN KOMPUTER dan KOMUNIKASI DATA

0 komentar
IP VERSI 6

       Saat ini penelitian tentang IPV6 banyak mendapat perhatian dari berbagai peneliti di manca negara. Diantaranya penelitian mengenai  Pengaruh Quality Of Service (QOS) Terhadap Kualitas Video Konferens Protokol H.323 Pada Jaringa IPv6 di CCE Unsyiah, penelitian ini melakukan analisa perbandingan dampak  QoS antara IPv6 dengan IPv6(Ricky, 2010). S. Sukaridhoto tentang Perancangan dan Implementasi jaringan IPv6 di ITS-NET dengan Sistem Operasi Linux, hasil penelitian diharapkan IPv6 dapat diimplementasikan pada aplikasi-aplikasi server-client(Sukaridhoto, 2002). Teguh Achyadi tentang Implementasi dan Analisis Intra-Site Automatic Tunnel Anddressing Protocol (ISATAP) untuk Interkoneksi Jaringan IPv6/IPv4. Dari hasil penelitian diharapkan implementasi ISATAP menggunakan IPv6/IPv4(Achyadi, 2007).

Konsep Dasar IP

         IP/Internet Protokol adalah sekumpulan protokol yang terdapat di dalam jaringan komputer yang digunakan untuk berkomunikasi atau bertukar data antar komputer.

 Sederhananya, IP bisa disebut dengan kode pengenal computer pada jaringan. IP merupakan komponen vital dalam jaringan komputer, karena tanpa alamat IP seseorang tidak akan dapat  terhubung ke jaringan

         Protokol merupakan seperangkat aturan yang dalam dunia jaringan komputer yang mengatur agar komunikasi data dalam jarkom dapat berlangsung baik.

1.      Layanan yang diberikan
o    Pengiriman file (File Transfer). File Transfer Protokol (FTP) memungkinkan user dapat mengirim atau menerima file dari komputer jaringan.
o    Remote Login. Network Terminal Protokol (telnet). Memungkinkan user untuk melakukan login ke dalam suatu komputer di dalam jaringan.
o    Computer Mail. Digunakan untuk menerapkan sistem e-mail.
o    Protokol yang digunakan:
·         SMTP (Simple Mail Transport Protokol) untuk pengiriman email
·         POP (Post Office Protokol) dan IMAP (Internet Message Access Control) untuk menerima email
·         MIME (Multipurpose Internet Mail Extensions) untuk mengirimkan data selain teks
o    Network File System (NFS). Pelayanan akses file jarak jauh yang memungkinkan klien untuk mengakses file pada komputer jaringan jarak jauh walaupun file tersebut disimpan lokal.
o    Remote Execution. Memungkinkan user untuk menjalankan suatu program dari komputer yang berbeda.
o    Name Servers. Nama database alamat yang digunakan pada internet.
o    IRC (Internet Relay Chat). Memberikan layanan chat
o    Streaming (Layanan audio dan video). Jenis layanan yang langsung mengolah data yang diterima tanpa menunggu mengolah data  selesai dikirim.

2.      Cara Kerja IP
o    IP bertanggung jawab setelah hubungan berlangsung. Tugasnya adalah untuk merutekan paket data di dalam network. IP hanya bertugas menjadi kurir dari TCP dan mencari jalur yang terbaik dalam penyampaian datagram. IP “tidak bertanggung jawab” jika data tersebut tidak sampai dengan utuh, namun IP akan mengirimkan pesan kesalahan melalui ICMP (Internet Control Message Protokol) dan kemudian kembali ke sumber data.
o    Karena IP hanya mengirimkan data tanpa mengetahui urutan data mana yang akan disusun berikutnya, maka menyebabkan IP mudah untuk dimodifikasi di daerah sumber dan tujuan datagram.

3.      Sifat IP
IP (Internet Protokol) memiliki sifat yang dikenal sebagai:
o    Unreliable
Protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke tempat tujuan.
o    Connectionless
Proses pengiriman paket dari tempat asal ke tempat tujuan tanpa handshake  terlebih dahulu.
o    datagram delivery service
Setiap paket data yang dikirim adalah independen terhadap yang lain.

4.      Format Datagram IP
a.       Version, bersisi versi dari IP yang dipakai
b.      Header Length, berisi panjang dari header paket IP ini dalam hitungan 32 bit word
c.       Type of service, berisi kualitas service yang dapat mempengaruhi cara penanganan paket IP ini.
d.      Total Length of Datagram, panjang IP datagram total dalam ukuran byte.
e.       Identification, Flag dan Fragment Offset, berisi beberapa data yang berhubungan dengan fragmentasi paket.
f.       Time to Live, berisi jumlah router/hop maksimal yang boleh dilewati paket IP.
g.      Protocol, mengandung data yang mengidentifikasikan protokol layer atas pengguna isi data dari paket IP.
h.      Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari seluruh field dari header paket IP.
i.        IP Address penerima dan pengirim, berisi alamat pengirim dan penerima paket.
j.        Strict Source Route, berisi daftar lengkap IP Address dari router yang harus dilalui oleh paket ke host tujuan.
k.      Loose Source Route, paket yang dikirimkan harus singgah di beberapa router yang telah ditentukan.

Sejarah Singkat IPv6

         Penggunaan IPv6 yang memilki nama lain IPng (IP next generation) dirancang pada tahun 1996 dan pertama kali di rekomendasikan pada tanggal 25 juli di Toronto pada saat pertemuan IETF. Perancanagan dari IPv6 ini di latarbelakangi oleh keterbatasan pengalamatan IPv4 yang saat ini memiliki panjang 32 bit dirasa tidak dapat menangani seluruh pwngguna internet di masa depan akibat dari pertumbuhan jaringan pengembangan jaringan khususnya internet.
         IP versi 6 (IPv6) adalah suatu protocol layer ketiga Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791.

Perbandingan IPv6 dengan IPv4

         Panjang alamat IPv4 adalah 32 bit, sedangkan panjang IPv6 128 bit. Pada Ipv4, alamat yang didapatkan sejumlah 2 pangkat 32 atau sekitar  4,294 x 109. Dengan menggunakan Ipv6, alamat yang kita dapatkan sejumlah 2 pangkat 128 atau sekitar 3,402 x 1038.
          Contoh alamat IP versi 4 adalah
            203.130.193.74
         Contoh alamat IP versi 6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.

Format Headers IPv6 dengan IPv4

         Konsep pengalamatan pada IPv6 memiliki persamaan paad IP v4, akan tetapi lebih di perluas dengan tujuan untuk menciptakan system pengalamatan yang bisa mendukung perkembangan internet yang semakin pesat dan penggunaan aplikasi baru  di masa depan. Perubahan terbesar pada IPv6 adalah terdapat pada header, yaitu penungkatan jumlah alamat dari 32 bit(IPv4) menjadi 128bit(IPv6). Berikut format header dari Ipv6:

           
                  Format Header IPv4                                                     Format Header IPv6
         keterangan:
         Version   4 bit 'version' berisi nomor versi IP = 6.
         Traffic Class  8 bit 'traffic class' yang digunakan untuk mengidentifikasi prioritas paket IPv6.
         Flow Label   20 bit 'flow label' digunakan untuk QoS  management.
         Payload Length  16 bit 'unsigned integer' yang menunjukkan ukuran paket.
         Next Header   8 bit yang mengidentifikasi protokol terenkapsulasi selanjutnya.
         Hop Limit  8 bit 'unsigned integer' yang nilainya selalu berkurang 1 jika melewati sebuah router.
         Source Address   128 bit yang menunjukkan alamat asal paket.
         Destination Address  128 bit yang menunjukkan alamat tujuan paket.
         Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). ormat Prefix.
         Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.
         Sama halnya seperti IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.


Keunggulan Ipv6

         Otomatisai setting(stateless less auto configuration).
            Alamat pada IPv4 pada dasaranya statis terhadap host. Biasanya di berikan secara berurut pada host. Memang saat ini hal ini bias di lakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP, tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi tambahan saja,  sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk mensetting secara otomatis di sediakan secara standard dan merupakan default nya. Pada setting otomatis ini terdapata 2 cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull. 

         Setting otomatis stateless
            Cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan pemabgian IP address,
         Setting otomatis statefull
            Merupakan pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang di berikan pada host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan alamat IP, Dimana cara ini hamper mirip dengan cara DHCP pada IPv4.

Keamanan IPv6

  Keamanan IPv6
Pada IPv6 telah mendukung komunikasi komunikasi terenkripsi maupun authentification pada layer IP. Dengan memilki fungsi security pada  IP itu sendiri, maka dapat di lakukan hal seperti packet yang di kirim dari host tertentu seluruhnya di enkripsi. Pada IPv6 untuk authentification dan komunikasi terenkripsi memakai header yang di perluas ynag di sebut AH (Authentification Header) dan payload yang di enkripsi yang disebut ESP (Encapsulating Security Payload). Pada komunikasi yang memerlukan enkripsi kedua atau salah satu header tersebut di tambahkan.

Fungsi security yang di pakai pada layer aplikasi, mislnya pada S-HTTP dipaakai SSL sebagai metode enkripsi, sedangkan pada PGP memakai IDEA sebagai metode enkripsinya. Sedangkan manajemen kunci memakai cara tertentu pula. Sebaliknya, pada IPv6 tidak di tetapkan cara tertentu dalam metode enkripsi dan manajemen kunci, sehingga mnejadi fleksibel dapat memakai metode manapun.Hal ini di kenal sebagai Sh(Security Assocaition). Fungsi Security pada IPv6 selain pemakaian pada komunikasi terenkripsi antar sepasang host dapat pula melakukan komunikasi terenkripsi antar jaringan dengan cara menenkripsi paket oleh gateway dari 2 jaringan yang melakukan komunikasi tersebut.

2.     Pengalamatan IPv6
Seperti diketahui sebelumnya, IPv6 diciptakan untuk menangani masalah-masalah yang terdapat pada IP, akan tetapi perubahan dan penambahan pada IPv6 tersebut di buat tanpa melakukan perubahan pada core sebenarnya dari IP itu sendiri. Addressing atau pengalamatan merupakan perubahan yang mencolok yang dapat di lihat dari perbedaan antara IPv6 dengan IPv4,  akan tetapi perubahan tersebut merupakan hal  bagaimana pengalamatan tersebut di implemntasikan dan digunakan.

Karakteristik Model pengalamatan IPv6
            Secara umum karakteristik model pengalamatan model pada IPv6 memiliki dasar yang sama dengan pengalamatan IPv4. Berikut adalah karakteristik model dari pengalamatan IPv6 :


a.      Core Function of Addressing (Fungsi Inti dari Pengalamatan)
      Dua Fungsi utama dari pengalamatan adalah network interface identification dan routing. Routing merupakan suatu kemudahan untuk melakukan proses struktur dari pengalamatan pada internetwork.

b.      Network Layer Addressing (Pengalamatan Layer Jsaringan)
            Pengalamatan IPv6 masih berhubungan satu dengan yang lainnya dengan network layer pada jaringan TCP/IP  dan langsung dari alamat data link layer (sering disebut phsycal).

c.       Jumlah pengalamatan IP per device (alat)
            Pengalamatan biasanya di gunakan untuk menandai perangkat jaringan sehingga setiap computer yang terhubung biasanya akana memilki 1 alamat(unicase), dan router dapat memilki lebih dari satu alamat untuk masing-masing physical network yang terhubung.

d.      Address Innerpretation and Prefix Representation
            Alamat IPv6 memiliki kesamaan kelas dengan alamat IPv4 dimana masing-masing memiliki bagian network identifier dan bagian host identifier. Jumlah panjang prefix digunakan untuk menyatakan panjang dari network ID itu sendiri(prefix length)

e.       Private and Public Address
            Kedua type dari alamat tersebut terdapat pada IPv6, walaupun kedua type tersebut di definisikan dan di gunakan untuk keperluan yang berbeda.

f.       Type Alamat Pendukung IPv6
            Satu perubahan penting yang terdapat pada model pengalamatan dari IPv6 adalah type alamat yang di dukungnaya. Pada IPv4 hnaya mendukung 3 type alamat seperti : unicast, multicast, dan broadcast dengan actual traffic yang paling banyak di gunakan adalah alamat unicast. IP multicast pada IPv4 tidak di kembangkan untuk keperluan luas sampai beberapa tahun setelah internet di luncurkan dan terus berlanjut dengan beberapa isu yang menghambat dari perkembangannya. Sedangkan IP broadcast memiliki beberapa alasan yang di tolak dengan alas an performansi (performance).


            Pada IPv6, juga memiliki 3 type alamat seperti IPv4 akan tetapi dengan beberapa perubahan. Type alamat IPv6 terbagi mnjadi 3, yaitu : unicast, multicast, dan anycast. Selain ke tiga pembagian type alamat tersebut, IPv6 juga memilki 1 type alamat lagi yang di gunakan untuk keperluan di masa yang akan dating yang dinamakan dengan reserved.
·         Alamat Unicast
      Alamat Unicast digunakan untuk komunikasi 1 lawan 1 dengan menunjuk 1 host. Alamat Unicast dapat di bagi menjadi 4 bagian yaitu :

::/128   unspecified address
::1/128   loopback address
ff00::/8  multicast address
fe80::/10  link-local unicast
fec0::/10  site-local unicast
everything else  global unicast
·         Alamat Multicast
      Alamat Multicast di gunakan untuk komunikasi 1 lawan banyak dengan menunjuk host dari group.

·         Alamat Anycast
            Alamat Anycast digunkan ketika suatu paket harus dikirimkan kebeberapa member dari group dan bukan mengirimkan ke seluruh member dari group atau dapat juga di katakana menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu host saja.


3.     Ukuran Alamat IPv6
Secara teori ukuran/panjang dari alamat IP mempengaruhi jumlah alamat yang tersedia. Semakin panjang alamat IP maka semakin banyak pula ruang alamat yang tersedia untuk pemakainya. Seperti diketahui bahwa jumlah lamat IPv4 sangatlah kecil untuk mendukung teknologi Internet di mass depan dimana hal ini merupakan implikasi dari bagaimana alamat internet tersebur di gunakan.

Berbeda dengan IPv6. dengan alas an utnuk mengatasu kekurangan akan alamat pada internet, maka IPv6 menggunakan ukuran alamt sebesar 128 bit yang di bagi menjadi  16 oktet dan masing-masing octet terdiri dari 8 bit. Jika semua alamat digunakan, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

2128 bit =  340.282.366.920.938.463.374.607.431.768.211.456
Alamat

Apabila di tulis dalam bentuk scientific, maka sekitar 3.4* 1038 , atau sekitar 340 triliun triliun triliun. Melebihi  kapasitas pendududk di dunia yang akan terhubung internet di masa depan.

Akan tetapi terdapat beberapa kelemahan untuk mendapatkan atau menciptakan kapasitas ruang alamat yang besar. dengan pertimbangan menggunakan 64 bit sekalipun maka akan di dapatkan jumlah alamat sebesra 18 juta triliun. Dengan jumlah alamat sebanyak itu maka masih memungkinkan penggunaan internet di masa mendatang. Akan tetapi penggunaan lebar alamat 128 bit pada IPv6 adalah untuk alas an fleksibilitas bila dibandingkan dengan lebar alamat 64 bit.

4.     Representasi Teks dari Perhitungan Prefik dan subneting pada IPV6

 

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix. Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.
Representasi teks dari alamat prefix sama dengan alamat prefix pada IPv4 yang ditulis dalam notasi CIDR (Classless Inter Domain Routing), alamat prefix IPv6 direpresentasikan degnan notasi berikut:
IPv6-Address/Prefix-length
IPv6-Address adalah alamat IPv6 dengan ketentuan notasi pengalamatan.
Prefix-length adalah nilai decimal yang menspesifikasikan berapa banyak bit yang berurutan disebelah kiri mulai dari awal bit yang termasuk dalam prefix.

Sebagai contoh, berikut ini representasi yang benar dari 60 bit prefix 12AB00000000CD3 (dalam heksa decimal) :

12AB:0000:0000:CD30:0000:0000:0000:0000/60
12AB::CD30:0:0:0:0/60
12AB:0:0:CD30::/60

Berikut ini adalah representasi yang salah dari prefix diatas:
12AB:0:0:CD3/60
            menghilangkan nilai nol yang berada di depan tiap kolom, namun tidak mencantumkan nol yang berada di belakang.

12AB::CD30/60
            alamat di sebelah kiri “/” jika diperlukan akan menjadi

12AB:0000:0000:0000:0000:0000:0000:CD30
12AB::CD3/60
           
alamat disebelah kiri “/” jika diperlukan akan menjadi 12AB:0000:0000:0000:0000:0000:0000:CD3
Ketika menulis alamat node dan prefix dari alamat node tersebut, keduanya dapat dikombinasikan sebagai berikut:

Alamat node : 12AB:0:0:CD30:123:4567:89AB:CDEF
Nomer Subnet : 12AB:0:0:CD30::/60
Dapat disingkat sebagai :
 12AB:0:0:CD30:123:4567:89AB:CDEF/60

5.     Tata cara penulisan IP Address Ipv6
Ada tiga jenis bentuk konversional untuk merepresentasikan alamat IPv6 sebagai string teks :
1.      Bentuk yang disukai adalah x:x:x:x:x:x:x:x, x adalah nilai heksadesimal dari 8 satuan yang mana setiap satuan terdiri atas 16 bit


Contoh :
      FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210
      1080:0:0:0:8:800:200C:417A
Catatan :
Tidak perlu menulis permulaan nilai nol dalam setiap kolom (dipisahkan dengan tanda “:”), misalkan 0008 cukup dapat dituli 8 saja. Namun, setidaknya harus ada satu dalam setiap kolom jika semuanya berupa 0.
2.      Ada beberapa metode dalam pengalokasian gaya tertentu dari alamat IPv6, hal ini khususnya untuk alamat yang berisi string nol bit yang panjang. Dalam rangka untuk membuat mudah penulisan alamat yang berisi bit nol, special sintaks tersedia untuk memadatkan kumpulan dari tiap-tiap nilai nol sepanjang 16 bit yng berurutan. Tanda “::” hanya dapat tampil sekali dalam sebuah alamat. Tanda “::” juga dapat digunakan untuk memadatkan kumpulan nilai 16 bit yang terdapat pada awal alamat.
Contoh :
1080:0:0:0:8:800:200C:417A    alamat unicast
FF01:0:0:0:0:0:0:101          alamat multicast
0:0:0:0:0:0:0:1               alamat loopback
0:0:0:0:0:0:0:0               alamat tak terdefinisi
mungkin direpresentasikan menjadi:
1080::8:800:200C:417A         alamat unicast
FF01::101               alamat multicast
::1                     alamat loopback
::                      alamat tak terdefinisi
3.      Bentuk alternative yang kadang-kadang lebih tepat ketika dihadapkan dengan lingkungan gabungan dari IPv4 dan IPv6 adalah x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana x menandakan nilai heksadesimal dari enam satuan yang masing-masing terdiri atas 16 bit, dan d adalah nilai decimal dari empat satuan yang masing-masing terdiri dari 7 bit (standar representasi IPv4). Contoh :

0:0:0:0:0:0:202.154.63.9
0:0:0:0:0:FFFF:10.122.1.77
atau dalam bentuk dipadatkan :
::202.154.63.9
::FFFF:10.122.1.77